BAB
IX
CAIRAN
OTAK (LIQUOR CEREBRO SPINALIS)
IX.1 PENDAHULUAN
IX.1.1 Pengertian
Liquour
Cerebrospinalis adalah cairan otak yang diambil melalui lumbal punksi.
Kelainan hasil pemeriksaan dapat
memberikan petunjuk ke arah suatu penyakit susunan saraf pusat, baik kasus akut
maupun kronis yang akan diberikan tindakan lebih lanjut oleh klinisi berupa
pemberikan terapi adekuat.
Cairan
otak biasanya diperoleh dengan melakukan punksi lumbal pada lumbal III dan IV
dai cavum subarachnoidale, namun dapat pula pada suboccipital ke dalam cisterna
magma atau punksi ventrikel, yang dapat disesuaikan dengan indikasi klinik.
Seorang klinik yang ahli dapat memperkirakan pengambilan tersebut. Hasil punksi
lumbal dimasukkan dalam 3 tabung atau 3 syringe yang berbeda, antara lain :
1.
Tabung I berisi 1 mL
Dibuang karena tidak dapat digunakan sebagai bahan
pemeriksaan karena mungkin mengandung darah pada saat penyedotan.
2.
Tabung II berisi 7 mL
Digunakan untuk pemeriksaan serologi, bakteriologi dan
kimia klinik.
3.
Tabung III berisi 2 mL
Digunakan
untuk pemeriksaan jumlah sel, Diff.count dan protein kualitatif/kuantitatif.
IX.1.2 Parameter
Pemeriksaan
Parameter yang umum
diperiksa pada cairan otak adalah sebagai berikut :
a.
Makroskopik
-
Warna
-
Kekeruhan (Kejernihan)
-
Bekuan
-
BJ
-
pH
b.
Mikroskopik
-
Hitung Jumlah Sel
-
Hitung Jenis Sel (Diff.Count)
c.
Kimiawi
-
Pandy
-
Nonne
-
Protein
-
Glukosa
-
Chlorida
d.
Bakteriologi (Pembiakan)
IX.2 METODE
PEMERIKSAAN
IX.2.1 Makroskopik
§ Metode : Visual
(Manual)
§ Tujuan : Untuk mengetahui cairan LCS secara makroskopik meliputi : warna,
kejernihan, bekuan, pH dan BJ.
§ Alat dan
Bahan :
-
Tabung reaksi
-
Beaker gelas
-
Kertas indikator pH universal
-
Refraktometer abbe
§ Spesimen : Cairan
LCS
§ Cara Kerja
:
-
Cairan LCS dimasukkan dalam tabung bersih dan
kering.
-
Diamati warna, kejernihan, adanya bekuan pada
cahaya terang.
-
Dicelupkan indikator pH universal pada LCS
dan diukur pH dengan membandingkan deret standar pH.
-
Cairan LCS diteteskan 1-2 tetes pada
refraktometer dan diperiksa pada eye piece BJ.
§ Hasil dan
Interpretasi
No
|
Parameter
|
Penilaian
|
Interpretasi
Normal
|
1.
|
Warna
|
Tidak berwarna, Kuning muda,
Kuning, Kuning tua, Kuning coklat, merah, hitam coklat
|
Tidak
berwarna
|
2.
|
Kejernihan
|
Jernih,
agak keruh, keruh, sangat keruh, keruh kemerahan
|
Jernih
|
3.
|
Bekuan
|
Tidak
ada bekuan, ada bekuan
|
Tidak
ada bekuan
|
4.
|
pH
|
7,3
atau setara dengan pH plasma/serum
|
|
5.
|
BJ
|
1.000
– 1.010
|
1.003
– 1.008
|
§ Hal yang
perlu diperhatikan :
-
LCS yang bercampur darah dalam jumlah banyak
pada kedua tabung, tidak dapat diperiksa karena karena akan sama hasilnya
dengan pemeriksaan dalam darah, terutama bila ada bekuan merah sebagaimana
darah membeku.
-
Adanya bekuan terlihat berupa kabut putih
yang menggumpal karena bekuan terdiri atas benang fibrin.
IX.2.2 Hitung Jumlah
Sel
§ Metode : Bilik Hitung
§ Prinsip : LCS diencerkan dengan larutan Turk pekat akan ada sel leukosit dan
sel lainnya akan lisis dan dihitung selnya dalam kamar hitung di bawah
mikroskop.
§ Tujuan : Untuk mengetahui jumlah sel dalam cairan LCS.
§ Alat dan
Reagensia :
-
Mikroskop
-
Hemaocytometer : Bilik hitung Improved
neubauer, kaca penutup, pipet thoma leukosit
-
Tissue
-
Larutan Turk Pekat : Kristal violet 0,1 gram,
asam asetat glacial 10 mL dan aquadest 90 mL.
§ Spesimen : LCS
§ Cara Kerja
:
-
Larutan Turk pekat diisap sampai tanda 1
tepat
-
Larutan LCS diisap sampai tanda 11 tepat.
-
Dikocok perlahan dan dibuang cairan beberapa
tetes.
-
Diteteskan pada bilik hitung dan dihitung sel
dalam kamar hitung pada semua kotak leukosit di mikroskop lensa objektif
10x/40x.
§ Perhitungan :
PDP :
1/10 = 0,1x
TKP :
1/0,1 = 10x
KBH :
4 kotak leukosit
Ʃ Sel
: Jumlah sel ditemukan (berwarna keunguan dengan inti dan sitoplasma)
Sel
= PDP x TKP x Jumlah sel ditemukan
KBH
= 0,1 x 10
x Ʃ
4
= 2,5 x Ʃ
= ……..sel/mm3 LCS
§ Interpretasi : Jumlah sel normal = 0 – 5 sel/mm3
LCS
IX.2.3 Hitung Jenis
Sel
§ Metode : Giemsa
Stain
§ Tujuan : Untuk membedakan jenis sel mononuklear dan polinuklear dalam cairan
LCS
§ Alat dan
Reagensia :
-
Objek Gelas
-
Kaca Penghapus
-
Sentrifuge
-
Tabung reaksi
-
Metanol absolut
-
Giemsa
-
Timer
§ Spesimen :
LCS
§ Cara Kerja
:
-
Cairan LCS di masukkan dalam tabung
secukupnya.
-
Disentrifugasi selama 5 menit 2000 rpm
-
Supernatant dibuang dan endapan diambil.
-
Diteteskan pada objek gelas dan dibuat
preparat hapusan tebal
-
Di keringkan dan difiksasi selama 2 menit
dengan metanol absolut.
-
Diwarnai dengan Giemsa selama 15-20 menit.
-
Dicuci dan diperiksa dimikroskop lensa
objektif 100x denga imersi.
§ Perhitungan :
Jenis
sel
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
Jumlah
|
%
|
MN
|
||||||||||||
PMN
|
||||||||||||
Jumlah
|
§ Interpretasi
: Normal MN 100% dan PMN 0%
IX.2.4 Uji Pandy
§ Metode : Pandy
§ Prinsip : Protein dalam larutan jenuh phenol akan mengalami denaturasi berupa
kekeruhan hingga terjadi endapan putih.
§ Tujuan : Untuk mengetahui adanya protein dalam LCS
§ Alat dan
Reagensia :
-
Tabung reaksi
-
Pipet tetes
-
Larutan Pandy : phenol 10 mL dan aquadest 90
mL. (larutan bila keruh disaring atau dibiarkan mengendap sisa jenuhnya)
§ Spesimen : LCS
§ Cara Kerja
:
-
Dimasukkan 1 mL cairan otak ke dalam tabung
reaksi.
-
Ditambah beberapa tetes larutan Pandy.
-
Amati adanya kekeruhan pada larutan tersebut.
§ Interpretasi
:
-
Negatif
: tidak terbentuk kekeruhan putih
-
Positif
: terbentuk kekeruhan putih.
IX.2.5 Uji Nonne
§ Metode : Nonne
§ Prinsip : Protein dalam larutan jenuh garam ammonium sulfat akan mengalami
denaturasi berupa kekeruhan hingga terbentuka endapan.
§ Tujuan : Untuk mengetahui adanya protein jenis globulin dalam LCS
§ Alat dan
Reagensia :
-
Tabung reaksi
-
Pipet tetes
-
Larutan Nonne : Ammonium sulfat jenuh 80 gram
dalam 100 mL aquadest. (disaring bila keruh)
§ Spesimen : LCS
§ Cara Kerja
:
-
Dimasukkan 1 mL cairan otak ke dalam tabung
reaksi.
-
Ditambah beberapa tetes larutan Nonne melalui
dinding tabung dengan kemiringan 45°.
-
Amati adanya cincin putih keruh pada kedua
lapis larutan tersebut pada posisi tegak.
§ Interpretasi
:
-
Negatif
: tidak terbentuk cincin putih
-
Positif
: terbentuk cincin putih.
IX.2.6 Protein
§ Metode : Biuret
§ Prinsip : Protein dalam sampel bereaksi dengan ion cupri
(II) dalam medium alkali membentuk komplek warna yang dapat diukur dengan
spektrofotometer
§ Tujuan : Untuk menetapkan kadar protein dalam LCS.
§ Alat :
-
Tabung reaksi
-
Mikropipet
20 µLdan 1000 µL.
-
Tip kuning dan biru.
-
Fotometer
§ Reagensia :
-
Reagen Kerja:
Cupri (II) asetat 6 mmol/L, Kalium Iodida 12 mmol/L, NaOH 1,15 mol/L,
deterjen.
-
Reagen standard : 8,0 g/dL
-
Stabilitas : Reagensia
stabil setelah dibuka sampai kadaluarsa bila disimpan pada suhu ruang.
§ Spesimen : LCS
§ Cara Kerja
:
- Masukkan ke dalam tabung berlabel :
Blanko
|
Standar
|
Sampel
|
|
Standar
Serum
Reagen kerja
|
-
-
1000 μl
|
20 µl
-
1000 μl
|
-
20
μl
1000
μl
|
-
Campur dan inkubasi
selama 10 menit pada suhu ruang.
-
Diukur absorben standar
dan sampel pada Photometer dengan panjang gelombang 578 nm terhadap blanko
reagent.
§ Perhitungan :
Total Protein = Absorben sampel
x konsentrasi standar (8,0 g/dL)
Absorben standard
= ..............g/dL x 1000
= ......mg/dL
Nilai
Normal : 15 – 45 mg/dL
IX.2.7 Glukosa
§ Metode : GOD-PAP
§ Prinsip : Glukosa dioksidasi oleh glukosa oksidase menghasilkan hidrogen
peroksida yang bereaksi dengn 4-aminoantipirin dan fenol dengan pengaruh
katalis peroksidase menghasilkan quinoneimine yang berwarna merah.
§ Tujuan : Untuk menentukan kadar glukosa dalam LCS
§ Reaksi : Glukosa + ½ O2
+ 2 H2O glukosa
oxidase Glukonate + H2O2.
2 H2O2 + 4-Aminoantipyrine
+ Phenol POD Quinoneimine + 4 H2O
§ Alat :
-
Tabung reaksi kecil - Timer
-
Mikropipet 10 dan 1000 µl - Tissue
-
Tip kuning dan biru - Rak
Tabung
-
Fotometer
§ Reagensia
:
-
Reagen kerja Glukosa
-
Reagen standar Glukosa 100 mg/dl
-
Stabilitas : Reagensia
stabil setelah dibuka sampai kadaluarsa bila disimpan pada suhu 2-8oC.
§
Spesimen : LCS
§ Cara
kerja:
-
Dipipet ke dalam tabung:
Blanko
|
Standar
|
Sampel
|
|
Standar
Serum
Reagen kerja
|
-
-
1000 µl
|
10 µl
-
1000 µl
|
-
10 µl
1000 µl
|
-
Dicampur dan diinkubasi pada suhu ruang
selama 10 menit.
- Diukur absorben standar dan sampel pada Photometer terhadap blanko dengan
panjang gelombang 546 nm.
§ Pengamatan dan Pembacaan :
- Absorben blanko aquabidest : 0,000
- Dicatat Absorben pengukuran reagent blanko, standar dan sampel
- Absorben :
§ Perhitungan :
Glukosa = Absorben sampel x konsentrasi standard (100 mg/dL)
Absorben standard
= ..............mg/dL
§ Nilai
Normal : 45 – 70 mg/dL
IX.2.8 Chlorida
§ Metode : TPTZ
§ Prinsip : Ion Chlorida bereaksi dengan Mercury (II),
2,4,4-tri-(2-pyridil)-S-triazide kompleks (TPTZ) membentuk merkuri (II)
chlorida. TPTZ bebas bereaksi dengan ion besi (II) menghasilkan warna biru
kompleks. Perubahan absorben pada 578 nm sebanding dengan kadar chlorida.
§ Tujuan : Untuk menentukan kadar Chlorida dalam LCS
§ Alat :
-
Tabung reaksi kecil - Timer
-
Mikropipet 10 dan 1000 µl - Tissue
-
Tip kuning dan biru - Rak
Tabung
-
Fotometer
§ Reagensia :
-
Reagen warna :
2,4,6-tri-(2-pyridil)-S-triazide (TPTZ) dan merkuri (II) kompleks 0,96 mmol/L
dan besi (II) sulfat 0,5 mmol/L
-
Standard Chlorida : Natrium chlorida 100
mmol/L atau 355 mg/dL
§ Spesimen : LCS
§ Cara Kerja
:
-
Dipipet ke dalam tabung:
Blanko
|
Standar
|
Sampel
|
|
Standar
Serum
Reagen kerja
|
-
-
1000 µl
|
10 µl
-
1000 µl
|
-
10 µl
1000 µl
|
-
Dicampur dan diinkubasi pada suhu ruang
selama 10 menit.
- Diukur absorben standar dan sampel pada Photometer terhadap blanko dengan
panjang gelombang 546 nm.
§ Perhitungan :
Chlorida = Absorben
sampel x konsentrasi standard (100 mmol/L)
Absorben standard
= ..............mmol/L
§ Nilai
Normal : 98 - 106 mmol/L
Bgaimana dengan tempat pengambilan, syarat sampel, tempat pengambilan........tolong di jelaskanyaa.............terima kasih
BalasHapus